Osteoporosis Pada Lansia

Osteoporosis adalah salah satu penyakit tulang yang dipengaruhi oleh bertambahnya usia, pada kondisi ini tulang kehilangan kepadatannya. Sehingga membuat tulang menjadi keropos dan rentan retak.

Pada tahun 2006 di Indonesia sebanyak 23% yang mengalami osteoporosis adalah para wanita berusia 23-80 tahun. Dapat di simpulkan bahwa resiko wanita mengidap osteoporosis 4X lebih besar dibandingkan dengan resiko pada pria. Karena penyusutan tulang pada wanita sangat banyak dipengaruhi oleh penurunan hormon esterogen setelah menopause. Sedangkan pada pria pengeroposan tulang bisa dipengaruhi oleh hormom testoteron yang membantu menjaga tulang dan akan terus berproduksi hingga tua.



Meski begitu, osteoporosis juga dapat terjadi pada pria dan wanita berusia muda, dan anak-anak. Penyebab umum osteoporosis di Indonesia karena kekurangan kalsium.


Berikut adalah kondisi yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami osteoporosis.

Pada perempuan :
Tidak mengalami siklus menstruasi dalam waktu lama (6 bulan)
Mengalami menopause dini
Menjalani histerektomi, terutama jika ovarium juga diangkat.

Pada laki-laki : 
Mengonsumsi obat-obatan seperti glukokortikoid atau steroid selama 3 bulan.
mengonsumsi minuman keras yang berlebihan.
Kondisi yang meyebabkan kadar kolestrol lebih rendah dari kadar normal (hipogonadisme)
Selain itu, osteoporosis juga bisa disebabkan oleh gangguan pada kelenjar yang berfungsi menghasilkan hormon.



Faktor Pemicu Meningkatnya Resiko Osteoporosis

  1. Merokok
  2. Mengonsusmi miuman keras
  3. Memiliki riwayat osteoporosis dalam keluarga.
  4. Indeks massa tubuh di bawah atau sama dengan 19.
  5. Etnis asia atau kaukasia
  6. Pernah menjalani operasi saluran pencernaan yag menyebabkan berukurangya ukuran perut begitu juga serapan kalsium.
  7. Ukuran tubuh yang kecil
  8. Kekurangan konsumsi
  9. Mengalami malabsorpsi ialah ketidak mampuan usus untuk menyerap nutrisi didalam maknan.
  10. Mengonsumsi obat-obatan yang berpengaruh terhadap hormon.
  11. Jarang berolah raga atau tidak aktif bergerak dalam jangka waktu lama.




Gejala Osteoporosis

Gejala osteoporosis tidak menimbulkan rasa sakit kecuali jika terjadi keretakan tulang, postur punggug bungkuk, sakit punggung yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Kondisi ini dapat mempengaruhi paru-paru untuk berkembang sehingga berpengaruh pada pernapasan.



Pengobatan Osteoporosis

Pilihan pengobatan osteoporosis yang diberikan ditentukan berdasarkan usia, kepadatan tulang dan resiko keretakan.

Pilihan Penanganan Osteoporosis

Penanganan obat-obatan secara umum terbagi menjadi dua, yaitu pengobatan yang bersifat non hormon dan hormon.

Obat-obatan bersifat non hormonPengobatan non hormonmeliputi pemberian kalsium dan suplemen vitamin D, bisphosphomate dan strontium renelate.
 
Obat-obatan Bersifat Hormon Pengobatan hormon meliputi pemberian SERMs, terapi pengggantia hormon, testosteron, hormon paratiroid dan kalsitonin.

Pecegahan Osteoporosis

Osteopororsis dapat ditentukan oleh gen. Namun faktor selain gen seperti pola makan dan olahraga juga sangat menentukan pencegahan terhadap osteoporosis.


Artikel Terkait Osteoporosis Pada Lansia :

Diberdayakan oleh Blogger.